Sabtu, 26 September 2015

Perang Urat Syaraf dan Propaganda






* Pemahaman Umum

Perang urat saraf adalah suatu strategi yang dilakukan oleh suatu
pihak terhadap pihak lain (lawannya), dengan tujuan untuk melemahkan
pertahanan lawan.

Cara yang biasanya dilakukan adalah dengan menyebarkan opini,
pemahaman dan pemikiran atau hal-hal yang dapat mempengaruhi
dan membuat lawan secara tidak sadar mengikuti apa yang
diinginkan oleh si pembuat.

* Dunia Blogger

Dalam dunia blog, terkadang perbedaan antara sebuah tulisan hasil
dari satu pemikiran dengan ‘asal nulis’ itu sangat tipis sekali.
Saya punya banyak teman yang memiliki tulisan dengan pemikiran-
pemikiran yang brilian, artinya tidak asal nulis.

Meski bahasa yang digunakan adalah bahasa pergaulan sehari-hari,
tetapi norma etika tetap dijaga. Memang, pernah ada yang bilang,
kalo justru dunia blog itu adalah media ekspresi pemikiran yang
tajam serta menarik, jadi apabila dibatasi dengan aturan etika,
maka akan tampak seperti media-media yang lain, tidak ada bedanya
seperti majalah atau koran.

Dalam blog, ada tulisan-tulisan yang mengundang timbulnya
polemik yang bernuansa intelektual. Namun ada pula, tulisan-
tulisan yang mengandung sifat agitasi dan propaganda yang
melahirkan perang urat syaraf.

Tulisan yang bernuansa intelektual memang mengajak kepada
pencerahan. Namun tulisan yang bernada agitasi dan propaganda,
tentu jauh dari semangat itu, karena yang dicari bukanlah kebenaran,
tetapi upaya sistematis membentuk publik opini sesuai keinginan
orang yang melakukannya.

Jozef Goebbels, Menteri Propaganda Nazi di zaman Hitler, mengatakan:
Sebarkan kebohongan berulang-ulang kepada publik. Kebohongan
yang diulang-ulang, akan membuat publik menjadi percaya.

Tentang kebohongan ini, Goebbels juga mengajarkan bahwa
kebohongan yang paling besar ialah kebenaran yang dirubah
sedikit saja.

Ada sebuah peristiwa terjadi dan menjadi sebuah fakta. Fakta
itu kemudian ‘diplintir’ sedikit saja dan disebarluaskan dengan
teknik-teknik tertentu, maka dengan serta merta dia akan menjadi
propaganda yang efektif. Sasaran propaganda tentu saja publik
yang awam tentang seluk-beluk suatu masalah.

Kita tidak pernah menyadari, terkadang maksud tulisan seseorang
itu adalah propaganda untuk mengajak pembaca menyetujui opini yang
ditulisnya, baik itu dalam bahasa baku maupun bahasa yang berbentuk
metaforfosa.

Seseorang itu bisa siapa saja, rekan kerja atau bahkan sahabat
kita sendiri, tergantung dari konotasi maksud dan tujuan dari
tulisannya. Siapa saja bisa menjadi ‘agen’ propaganda.

Biasanya ‘misi’ propaganda itu lebih sering berkonotasi negatif,
tetapi bisa juga menjadi sebuah motivasi, bergantung dari cara
kita memandangnya.

* Apa hubungannya antara norma etika dengan propaganda?

Norma-norma etika harus hidup di dalam hati sanubari setiap orang.
Dia harus tumbuh sebagai kesadaran. Sebelum melakukan sesuatu,
setiap kita hendaknya bertanya kepada hati nurani kita masing-masing:
patutkah hal ini saya lakukan? Dasar dari segala norma etika adalah
keadilan.

Adakah adil, kalau saya mengatakan sesuatu atau melakukan seuatu
kepada orang lain? Ini adalah pedoman dalam tindakan. Persoalan
etika, bukan persoalan bisa atau tidak bisa, mampu atau tidak
mampu, dan dapat atau tidak dapat. Persoalan etika ialah persoalan
boleh atau tidak boleh.

Biasanya, orang akan menjadi propagandis apabila ia memiliki 1
tujuan yang tidak dapat ia capai dengan cara-cara biasa, atau
 memang sudah dalam hidupnya ia menjadi ahli dalam hal memutar
balikkan fakta.

Saya tidak mengatakan bahwa seorang pengacara adalah propagandis
ulung, tapi kenyataannya memang begitu. Adelin Lis lolos dari
jeratan hukum karena pengacaranya mampu ‘memutar balikkan’ fakta
sehingga majelis hakim memberikan vonis bebas kepadanya, dan masih
banyak contoh lain.

Dengan propaganda, orang dapat menciptakan ‘surga’, namun dengan
propaganda juga orang dapat menciptakan ‘neraka’ di tengah
sebuah komunitas. Tulisan ini, mungkin dapat dijadikan bahan
pemikiran, untuk membedakan antara diskusi intelektual untuk
mencari pencerahan, dengan agitasi, propaganda dan perang urat
syaraf yang dilakukan untuk membangun citra buruk, memojokkan
dan menjatuhkan demi kepentingan sang agitator dan propagandis.

Saya sungguh ingin menjauhkan diri dari kegiatan yang bernuansa
agitasi, propaganda dan perang urat syaraf.

__________________________________________________________________
Cat : Wikipedia Bebas

Tidak ada komentar :

Posting Komentar