Sabtu, 26 September 2015

Retorika



* Pemahaman Umum

Retorika (dari bahasa Yunani: ??t??, rhêtôr, orator, teacher) adalah
sebuah teknik pembujuk-rayuan secara persuasi untuk menghasilkan bujukan
dengan melalui karakter pembicara, emosional atau argumen (logo), awalnya
Aristoteles mencetuskan dalam sebuah dialog sebelum The Rhetoric dengan
judul 'Grullos' atau Plato menulis dalam Gorgias, secara umum ialah seni
manipulatif atau teknik persuasi politik yang bersifat transaksional
dengan menggunakan lambang untuk mengidentifikasi pembicara dengan
pendengar melalui pidato, persuader dan yang dipersuasi saling bekerja
sama dalam merumuskan nilai, keprcayaan dan pengharapan mereka.

Ini yang dikatakan Kenneth Burke (1969) sebagai konsubstansialitas dengan
penggunaan media oral atau tertulis, bagaimanapun, definisi dari retorika
telah berkembang jauh sejak retorika naik sebagai bahan studi di universitas.

Dengan ini, ada perbedaan antara retorika klasik (dengan definisi yang
sudah disebutkan di atas) dan praktik kontemporer dari retorika yang
termasuk analisis atas teks tertulis dan visual.


* Sejarah

Urain sistematis retorika yang pertama diletakkan oleh orang Syracuse,
sebuah koloni Yunani dipulau Sicilia. Tahun 427 SM Gorgias dikirim sebagai
duta ke Athena. Negeri itu sedang tumbuh sebagai Negara yang kaya.

Kelas pedagang cosmopolitan selain memiliki waktu luang lebih banyak,
juga terbuka pada gagasan-gagasan baru. Di Dewan Perwakilan Rakyat, di
pengadilan, orang memerlukan kemampuan berpikir yang jernih dan logis,
serta berbicara yang jelas dan persuasif.

Gorgias memenuhi kebutuhan “pasar” ini dengan mendirikan sekolah retorika.
Gorgias menekankan dimensi bahasa yang puitis dan teknik berbicara impromptu.
Ia meminta bayaran yang mahal, sekitar 10 Drachma ( $ 10.000) untuk seorang
murid saja.

Bersama Protagoras dan kawan-kawan, Gorgias berpindah dari satu kota ke
kota yang lain. Mereka adalah "dosen-dosen terbang".

Dalam doktrin retorika Aristoteles  terdapat tiga teknis alat persuasi
politik yaitu deliberatif, forensik dan demonstratif. Retorika deliberatif
memfokuskan diri pada apa yang akan terjadi dikemudian bila diterapkan
sebuah kebijakan saat sekarang.

Retorika forensik lebih memfokuskan pada sifat yuridis dan berfokus pada
apa yang terjadi pada masa lalu untuk menunjukkan bersalah atau tidak,
pertanggungjawaban atau ganjaran.

Retorika demonstartif memfokuskan pada epideiktik, wacana memuji atau
penistaan dengan tujuan memperkuat sifat baik atau sifat buruk seseorang,
_____________________________________________________________________________
Cat :



Tidak ada komentar :

Posting Komentar