Rabu, 14 Oktober 2015

INVESTIGATIVE REPORTING

PERAN MEDIA DALAM MEMBONGKAR KEJAHATAN
Oleh Akhmad Kusaeni

Apa itu Investigative Reporting?

Reporting berasal dari bahasa Latin reportare, artinya “membawa pulang
sesuatu dari tempat tempat lain”. Investigative berasal dari kata Latin
vestigum, yang berarti “jejak kaki”. Jadi, Investigative reporting
secara harfiah berarti “membawa pulang jejak kaki dari tempat lain”.

Wartawan penyelidik (investigative reporter) itu bukan orang di
belakang meja, dia harus turun ke lapangan mencari dan menggali
informasi.

Wartawan harus GOYAKOD alias get off your ass, knock on door!
Seperti detektif, dia harus mengungkap apa yang tersembunyi. Dia
harus membikin terang apa yang gelap dan ditutup-tutupi. Dia harus
membongkar setiap udang dibalik batu. Mencari fakta dibalik berita.

Dengan demikian, investigative reporting merupakan kegiatan peliputan
untuk mencari, menemukan, dan menyampaikan fakta-fakta adanya
pelanggaran, kesalahan, penyimpangan, atau kejahatan yang merugikan
kepentingan umum dan masyarakat.

“Investigative reporting adalah pekerjaan membuka pintu dan mulut
yang tertutup rapat,” kata ahli komunikasi William Rivers.

“Investigatif reporting adalah teknik mencari dan melaporkan sebuah
berita dengan cara pengusutan,” kata Djafar Hussein Assegaf, ilmuwan
sekaligus praktisi pers Indonesia.

Tapi, investigative reporting bukanlah pekerjaan yang semata-mata
untuk membongkar aib pihak-pihak tertentu, menjatuhkan lawan atau
membunuh karakter orang lain (character assassination).

Investigative reporting bertujuan mulia, yaitu memenuhi hak masyarakat
untuk mengetahui (people right to know) dari apa yang dirahasiakan
oleh pihak-pihak lain yang merugikan kepentingan umum.

Orang bilang wartawan penjaga moral masyarakat. Wartawan adalah anjing
penjaga (watchdog) yang akan menggonggong terhadap segala bentuk
ketidakadilan, kejahatan, dan penyimpangan yang terjadi di masyarakat.

Sejarah perkembangan jurnalistik investigasi di Amerika Serikat terkait
dengan upaya wartawan untuk memerangi kejahatan, sehingga investigative
reporting sering disamakan dengan crusade journalism atau jurnalistik
jihad. Para wartawan berjihad untuk membongkar segala kebobrokan moral
di masyarakat dan penyalahgunaan kekuasaan di tingkat elit.

Tidak heran jika wartawan sangat terobsesi dengan bad news is good news.
Hal-hal yang buruk dan bobrok di masyarakat akan menjadi bahan berita
yang menarik.
___________________________________________________________
Cat :
http://www.andreasharsono.net/1999/02/apa-itu-investigative-reporting.html

Tidak ada komentar :

Posting Komentar