Rabu, 14 Oktober 2015

LKBN Antara dan Seluk Beluknya

*  Pemahaman Umum

Perusahaan Umum Lembaga Kantor Berita Nasional Antara (atau disingkat
Perum LKBN Antara) merupakan kantor berita di Indonesia, yang dimiliki
oleh Pemerintah Indonesia. Perum LKBN Antara merupakan BUMN yang
diberikan tugas oleh Pemerintah untuk melakukan peliputan dan
penyebarluasan informasi yang cepat, akurat, dan penting, ke seluruh
wilayah Indonesia dan dunia internasional. Antara TV

* Sejarah
Naamloze Vennootschap (NV) Kantor Berita Antara didirikan pada tanggal
13 Desember 1937 oleh A.M. Sipahoetar, Mr. Soemanang, Adam Malik dan
Pandoe Kartawigoena, saat semangat kemerdekaan nasional digerakkan oleh
para pemuda pejuang.

Sebagai Direktur pertama pada waktu itu adalah Mr. Soemanang danAdam
Malik sebagai Redaktur (wartawan muda, usia 17 tahun pada waktu itu)
merangkap Wakil Direktur; Pandoe Kartawigoena sebagai Administratur
serta dibantu wartawan A.M. Sipahutar. Adapun kantor KB Antara
terletak di Buiten Tigerstraat 30 (sekarang Jl. Pinangsia 70
Jakarta Kota).

Pada tahun 1941, jabatan Direktur oleh Mr. Sumanang diserahkan kepada
Sugondo Djojopuspito (mantan mahasiswa RH usia 36 th pada waktu itu,
kawan Soemanang yang juga mantan mahasiswa RH, yang bekerja di Biro
Statistik), sedangkan jabatan Redaktur tetap pada Adam Malik yang
merangkap sebagai Wakil Direktur.

Kemudian Kantor KB Antara tahun 1942 pindah ke Noord Postweg 53 Paser
Baroe (sekarang Jl. Pos Utara No. 53 Pasar Baru) bersama dengan Kantor
Berita Domei, dan Soegondo pindah bekerja di Kantor Shihabu, sedangkan
 Adam Malik dan AM Sipahutar tetap menjadi pegawai Domei.

Pada tahun 1962, ANTARA resmi menjadi Lembaga Kantor Berita Nasional
yang berada langsung di bawah Presiden Republik Indonesia. Lembaga
Kantor Berita Nasional Antara atau disingkat LKBN Antara merupakan
kantor berita terbesar di Indonesia, yang sifatnya semi pemerintah,
walaupun ketika pertama kali didirikan oleh para wartawan nasionalis
pada masa penjajahan Belanda sebelum PD II sepenuhnya merupakan
usaha swasta.

Agar dapat memanfaatkan berbagai peluang bisnis dan untuk menghadapi
tantangan konvergensi media sekaligus dapat mengemban tugas
pencerdasan bangsa, maka Pemerintah dibawah kepemimpinan H. Susilo
Bambang Yudhoyono mengubah status LKBN ANTARA menjadi Perusahaan
Umum (Perum) pada tanggal 18 Juli 2007 melalui PP 40/2007.

Agar menjadi perusahaan yang sehat, LKBN ANTARA mulai menyusun Neraca
Pembuka yang diselesaikan selama dua tahun setelah terbitnya SK Menteri
Keuangan pada akhir September 2009. Sejak terbitnya Neraca Pembuka
tersebut, kinerja keuangan LKBN ANTARA dapat dimonitor oleh para
pemegang sahamnya.

* Status dan Pengurus

Status Lembaga Kantor Berita Nasional Antara kini adalah Badan
Usaha Milik Negara, dimana seluruh modalnya dimiliki negara berupa
kekayaan negara yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham, dimana
diatur oleh Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2007.

Pengurus sekarang berbentuk Direksi dan Dewan Pengawas. Sejak 23 Oktober
2012, terpilih Direksi terdiri atas Saiful Hadi (Direktur Utama),
Akhmad Kusaeni (Direktur Pemberitaan), Naufal Mahfudz (Direktur SDM
dan Umum) dan Hempi Nartomo Prajudi (Direktur Komersial) dan Endah
Sri Wahyuni (Direktur Keuangan). Pemerintah juga mengangkat anggota
Dewan Pengawas yang terdiri atas Zaim Uchrowi (Ketua) dengan anggota
DJ. Nachrowi, Hadi M. Djuraid dan Ahmad Mabruri M.A.

* Sejarah
Gagasan untuk mendirikan kantor berita ini timbul pada pikiran seorang
wartawan muda, Albert Manoempak Sipahoetar, dan seorang mahasiswa
ilmu hukum/RH, Raden Mas Soemanang Soeriowinoto, yang kemudian
lebih dikenal sebagai Mr. Soemanang, dan juga sebagai Ketua PWI
yang pertama pada tahun 1946.

Mereka merasa tidak puas tehadap pemberitaan tentang peristiwa-
peristiwa di Hindia Belanda terutama mengenai kehidupan sosial politik
masyarakat Indonesia, yang disiarkan Aneta (Algemeen Nieuws-en
Telegraaf-Agentschap).

Kantor berita Belanda itu menyebarkan hasil liputannya bukan saja di
Hindia Belanda, melainkan juga di Eropa. Kalangan pergerakkan
kebangsaan Indonesia, baik yang berada di Hindia Belanda maupun di
Eropa, menganggap berita di Aneta berat sebelah.

Aneta bahkan sering sama sekali tidak memberitakan peristiwa-
peristiwa politik yang terjadi di kalangan masyarakat Indonesia.

* Masa Penjajahan Jepang

Sejak awal pendudukan Jepang, Antara menempati bagian bawah gedung
Aneta di Pasar Baru, Jakarta Pusat, sebuah gedung bertingkat yang
ditinggalkan bersamaan dengan menyingkirnya Belanda dari Indonesia.
Tingkat atas ditempati oleh kantor berita Jepang, Domei. Gedung ini
terletak di Jalan Pos Utara No.53, yang kini dikenal dengan nama
Jalan Antara.

Jepang mula-mula memperbolehkan Antara melanjutkan kegiatannya dengan
menggunakan namanya sendiri. Namun, sejak 29 Mei 1942, Antara harus
mengganti namanya menjadi Yashima, yang berarti semesta.

* Masa kemerdekaan
Ketika Pemerintah pusat Republik Indonesia yang baru beberapa bulan
merdeka hijrah ke Ibu kota Revolusi Yogyakarta pada tanggal 4 Januari
1946, pimpinan Antara juga memutuskan untuk mengungsikan kantor
pusatnya ke Yogyakarta. Antara di Jakarta tetap di pertahankan,
tetapi hanya sebagai kantor cabang.

Antara cabang Jakarta pernah memindahkan kantornya ke Gedung
Proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur No.56 ketika terjadi Aksi
Militer Belanda I tanggal 21 Juli 1947, karena kantornya di Jalan
Pos No.57 di segel oleh Belanda, sedangkan gedung di nomor 53
sudah ditempati oleh kantor berita Aneta, yang melakukan lagi
kegiatannya di Indonesia sejak Belanda kembali bersama tentara
Sekutu pada akhir PD II.

Pada saat terjadi Aksi Militer Belanda II pada tanggal 19 Desember
1948, banyak staf Antara di berbagai kota ikut bergerilya atau
mempertahankan kelangsungan hidup dengan cara masig-masing.

Para wartawan Antara di Bandung, Sjarief Soelaiman dan Dajat
Hardjakusumah, mendirikan kantor berita lokal Pewarta Nasional
(Pena) untuk menampung pemberitaan dari kalangan republiken.

Sedangkan staf Antara Solo menerbitkan buletin Antara Dharurat Mobil
di daerah gerilya sebagai konsumsi para gerilyawan dan untuk mengimbangi
pemberitaan yang merugikan kedudukan Republik Indonesia.

Keadaan ini berlangsung sampai saat Belanda menarik kembali pasukannya
dari Yogyakarta tujuh bulan kemudian, Juli 1949, dan Antara pusat
dipulihkan di Jakarta pada bulan berikutnya.

* Pendirian perusahaan

Ditetapkan melalui penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2007
tertanggal 18 Juli 2007[1], untuk mengoptimalkan fungsi dan peranannya,
Lembaga Kantor Berita Nasional Antara diubah statusnya menjadi BUMN.

* LKBN Antara sekarang
Bila sebelumnya Antara melakukan pengiriman berita dengan menggunakan
pemancar dan buletin cetak, pada tahun 1976 diganti dengan menggunakan
sistem teleteks dan kemudian menggunakan sistem komputerisasi.

Mulai akhir tahun 90an, pengiriman berita kepada 300 pelanggan menggunakan
satelit/VSAT dan sejak tahun 2001 berita Antara dapat diakses melalui internet.
Di luar negeri, sejak tahun 2007 LKBN Antara mempunyai kantor biro di Kuala
Lumpur, Tokyo, Beijing, London, Canberra, dan New York. Karena alasan beban
operasional tinggi, jumlahnya menciut dibanding sebelum tahun 2007 yang pernah
memiliki 14 kantor perwakilan di luar negeri.

Kini dengan kepemimpinan baru dibawah Dr. Ahmad Mukhlis Yusuf (ahmadmy@antara.co.id),
yang melanjutkan kepemimpinan Asro Kamal Rokan (asro@antara.co.id) yang kini
bertugas sebagai Dewan Pengawas, LKBN ANTARA menghasilkan berbagai konten
berita teks, foto dan video yang menyasar lebih dari 300 pelanggan media.

Perubahan status Lembaga Negara menjadi Perusahaan Umum (Perum) dimulai
berdasarkan PP 40/2007 tertanggal 18 Juli 2007. Pemberian status Perum
guna memudahkan kerja kantor berita perjuangan tersebut untuk menghadapi
era konvergensi media dan tantangan bisnis media yang kian mengglobal.

Diharapkan dengan berbadan hukum Perum, LKBN ANTARA dapat mengembangkan
berbagai lini bisnis berbasis konten, komunikasi, pengelolaan data dan
pendidikan media. Sebagian berita untuk pasar media diformat untuk publik
melalui portal publik www.antaranews.com.

Kerjasama internasionalnya pun kian meluas. Antara bekerjasama denga Reuters,
Bloomberg, AFP dan Xinhua dalam skema komersial. Antara juga mengadakan
kerjasama dengan Bernama (Malaysia) dan Thai News Agency (TNA) melalui
jaringan AMEX (ASEAN New Exchange). Kerjasama regional dilakukan melalui
Organization of Asia Pacific News Agencies (OANA),International Islamic
News Agency (IINA) di Jeddah, dan Non Aligned News Agency Pool (NANAP).
Tahun 2007-2010, ANTARA dipercaya sebagai President OANA.

Selain itu, Antara juga mengadakan pertukaran berita secara bilateral
dengan Xinhua [China], IRNA dan MNA [Iran], MENA (Mesir), Yonhap (Korea
Selatan), TAP (Tunisia), Anadolu (Turki), WAM (Uni Emirat Arab), VNA (Vietnam),
Azertac (Ajerbaizan), Yonhap (Korea Selatan), BTI (Bulgaria), EFE (Spanyol),
CNA (Taiwan) dan sebagainya.

* Layanan

Pasar utama produk layanan ANTARA adalah media (business to businesss).
Kini ANTARA sedang melakukan diversifikasi produk untuk publik, baik melalui
portal berita http://www.antaranews.com maupun portal berita daerah. Layanan
ANTARA meliputi produksi berita teks, foto dan multimedia sebagai bisnis
inti. Beberapa bisnis bukan inti adalah layanan teknis dan pemasaran
bekerjasama dengan Reuters, Bloomberg, AFP, Xinhua dan DPA, selain jasa
penerbitan, pelatihan jurnalistik, komunikasi pemasaran, PR Wire, dan
penyelenggaraan kegiatan di Auditorium Adhiyana.

Selain menyasar pelanggan media, konten untuk masyarakat bisnis juga
dikembangkan melalui unit bisnis IMQ. Layanan utama IMQ ini berupa
layanan data seketika mengenai harga valuta asing, emas dan komoditi
lainnya di bursa-bursa nasional dan internasional, serta informasi
dari pusat-pusat bisnis di seluruh dunia.
_______________________________________________________________
Cat :

Tidak ada komentar :

Posting Komentar